Pelestarian Benih

Menumbuhkan Kehidupan Yang Berkelanjutan – Program Pelestarian Benih Lokal IDEP

Mendukung jaringan pertanian organik di Bali yang sedang berkembang untuk meningkatkan pasokan yang berkualitas mumpuni untuk Bank Benih IDEP adalah sebuah misi yang sangat kompleks. Dengan meningkatnya popularitas pasar dengan produk hasil olahan perkebunan permakultur dan organik , tim IDEP terus berlari mengejar skala permintaan yang meningkat cepat ini.

Sebuah lanskap yang sangat asri yang dibuat di tengah pusat rehabilitasi masyarakat, para narapidana Lembaga Permasyarakatan telah memproduksi bukan hanya hasil kebun yang segar dan organik sebagai sumber panganan para penghuni LP – tetapi juga menjadi salah satu jaringan kunci gerakan organik yang kuat  di Bali, yaitu penghasil benih lokal yang sudah menjadi rekanan Bank Benih IDEP cukup lama.

Tumbuh secara perlahan, pertanian permakultur yang dilakukan di dalam fasilitas LP, ditunjang oleh ketertarikan para penghuni LP untuk terus dapat membuat kebun mereka menghasilkan dan menyokong jaringan pertanian organik di Indonesia [dengan benih yang mereka hasilkan].

Dengan ditemukanya topless koleksi benih [yang mereka kumpulkan] di fasilitas workshop perkayuan, Kepala Sipir LP Bangli yang baru saja terpilih sangat senang menyimak dan belajar tentang koleksi berharga yang dapat menyokong pergerakan pertanian organik secara lokal.

“Saya sangat senang telah menyaksikan bahwa para napi dengan bersahaja menghargai [dan menjaga] benih yang dihasilkan,” dijelaskan oleh Kepala Sipir LP Bangli, Diding Alian, yang menyatakan bahwa dia sangat semangat mengetahui tentang permakultur dan pelestarian benih – yang baru diketahui beliau bahwa kolaborasi ini sudah terbentuk sejak tahun 2010 bersama IDEP.

Di dalam sistem perkebunan ini memelihara bebek, ayam, dan kambing – serta kebun [di luar tembok LP] jagung, singkong, taro, jambu, bunga matahari, papaya, dan juga terong yang sudah berkembang lebih dari empat kali lipat ketika program ini pertama kali dilaksanakan, dimana area bedengan pertama yang dibuat sekarang sudah menjadi kolam dengan konsep akuakultur untuk mengembangkan ikan air tawar dan merawat siklus air.

Rencana untuk mengembangkan lebih jauh lagi kegiatan tentang mengintegrasikan ternak dalam mendukung sistem kompos dan mengembangkan kembali sistem biogas untuk dapur LP akan dilaksanakan – bersamaan dengan sudah disiapkannya bedengan-bedengan baru yang lebih luas untuk pelatihan lanjutan oleh IDEP yang akan dilaksanakan di tahun 2017.

Pengelola dan fasilitator kebun permakultur LP – sudah dilatih dan didampingi oleh IDEP, adalah seorang napi yang dengan hukuman seumur hidup, namun dibalik itu terus memberikan senyum yang ramah. Beliau juga akan mendampingi calon-calon peserta pelatihan permakultur dari para napi. Dengan pengalaman yang luar biasa di bidang pengembangan masyarakat pemberdayaan pangan secara global, beliau akan mensupervisi kegiatan pengembangan kebun organik dan pelestarian benih yang ada, dibarengi juga dengan pelatihan belajar menghitung dan membaca.

“Saya akan mendorong para napi untuk bergerak dan bekerja di kebun ini agar mereka dapat merefleksikan diri terhadap masa lalu mereka dan hal yang positif yang dapat mereka ambil dari pengembangan diri – dan untuk memunculkan pola pikir untuk tidak kembali mengulang kesalahan yang sama di kemudian hari” ungkapnya dengan ekspresi antusias.

Dengan model usaha sosial seperti ini, kegiatan ini dapat menyokong secara finansial kesuksesan tercapainya pertanian secara kolektif, dimana dengan model ini dapat juga munjang potensi dari program di LP Bangli ini agar dapat direplikasi ke Lembapa Permasyarakatan lainnya dan juga ada mendapatkan pengakuan berstandardisasi internasional.

Dalam pengelolaan LP ini juga direncanakan untuk menjadikan kegiatan ini sebagai bidang yang wajib untuk diikuti dalam program pengembangan keterampilan jangka panjang para napi, dengan memberikan kesempatan agar dapat berubah menjadi individu yang positif – berkembang bersama kebun.

Program inipun dapat menjadi contoh yang baik untuk membangun pola pikir yang dapat merubah pandangan hidup yang positif demi kesejahteraan bumi dan yang hidup di dalamnya.

“Ini merupakan esensi dari perubahan yang terjadi melalui jalur pendidikan. Hidup dapat berubah. Manusia berubah untuk mendukung masyarakat. Memberikan kembali kepada lingkungan sosial yang sudah mereka lukai,” ujar Mary Farrow, mahasiswa magister dari Monash University yang beberapa waktu lalu melakukan kunjungan ke LP Bangli bersama IDEP Foundation.

“Dengan bukti yang menunjukkan capaian yang sesuai standard,  juga pelaksanaan dan hasil akhirnya, kegiatan pelestarian benih yang dilakukan di LP Bangli dapat dijadikan sebagai gambaran hubungan yang baik dan kuat antara keadilan, tindakan yang berkelanjutan, dan juga penanggulangan bencana. Hasil akhir yang sangat logis untuk kegiatan ini dapat dilakukan di tempat-tempat lain”.

Dan ini membangun rasa saling percaya yang sangat kuat antar pihak LP, IDEP, dan juga masyarakat dengan terjalinya hubungan baik dan saling menguntungkan dimana dapat menjadi sebuah referensi pembelajaran dalam pembinaan masyarakat.

Memberdayakan Petani Lokal Ke Level Yang Lebih Lanjut

Didukung oleh Boeing Corporation, IDEP juga telah berhasil memenuhi komitmen untuk mendukung petani lokal bergabung dalam gerakan pelestarian benih lokal. Dengan memperkenalkan konsep permakultur yang holistik kepada para petani lokal di Bali ini, tujuan utama yang ingin dicapai adalah agar para petani ini mampu merubah pemikiran bertani yang selalu didasarkan pada penggunaan kimia, ke solusi yang lebih membumi, berkelanjutan, dan berdasarkan praktik yang meningkatakan pendapatannya juga.

Saat ini ada tiga desa di Bali yang menjadi dampingan IDEP dalam program kolaboratif ini – tiga desa ini juga mewakili daerah-daerah di Bali yang jauh dari cepatnya perkembangan ekonomi pariwisata – Karangasem, Negara, dan Buleleng.

Pengaplikasian sumber energi yang terbarukan menggunakan biogas – energi panas/api yang berkelanjutan berbahan bakar kotoran sapi (atau sumber methan lainnya) untuk menyalakan kompor, yang awalnya dimulai di Desa Bukit, Karangasem, oleh IDEP pada tahun 2014.

Sepanjang tahun setelahnya, pengembangan program ini mulai direplikasikan dan mampu menggapai dua desa lainya – Desa Yehembang, Kab. Negara, dan Desa Pedawa, Kab. Buleleng.

Prinsip permakultur, memberdayakan energi, menjadi pedoman utama dan diaplikasikan dalam program ini, dimana ampas dari proses fermentasi dalam instalasi reaktor biogas – sluri, digunakan sebagai sumber kompos yang sangat kaya untuk mendukung perkembangan kebun benih di pekarangan mereka.

Dan melalui program ini, IDEP dapat menyokong 30 petani benih, yang sudah dilengkapi dengan dukungan energi terbarukan dan sistem kompos yang berkelanjutan, dan kerana itu diharapkan kebun benih yang mereka kelola mampu berkembang dan dapat menghasilkan benih lokal organik polinasi terbuka dengan kualitas tinggi.

Selamatkan Benih Bali!

Pada tahun 2015 lalu, IDEP melakukan sebuah program riset pendataan benih lokal Bali, dari tanaman lokal yang ada dan memiliki fungsi/kegunaan untuk mendukung budaya dan agama lokal sebagai sesembahan – dimana masyarakat Hindu Bali yang mengadaptasi kebiasaan lokal, dulu sekali masyarakat ini menggunakan sumber-sumber yang ada di sekitar lingkungan mereka untuk dijadikan sesembahan (i.e kelopak bunga, kacang-kacangan, buah-buahan, daun-daunan, etc)

SEARCA (Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture) memberikan IDEP dukungan mereka secara penuh agar IDEP dapat menyelesaikan program riset tersebut, pembuatan katalog, serta pelestarian benih dan pembudidayaannya dengan melakukan peninkatan kapasitas pada masyarakat lokal di Desa Dauh Uma. Dari program ini IDEP mampu mengumpulkan sebanyak 23 jenis benih lokal yang dilengkapi dengan deskprisi dan keguanaanya secara tradisional dan religius. 

Sangat penting untuk diketahui bahwa revolusi hijau dan pertanian konvensional memiliki kekuatan yang cukup untuk merusak ekosistem kita yang sangat berharga ini, dan berkurangnya jumlah atau ketersediaan benih lokal di lingkungan kita dapat menjadi indikator yang baik bahwa kita sengaja untuk tidak mengabaikan dan melupakan kewajiban kita melindungi tanah kita sendiri lingkungan kita sendiri dengan menggani tanaman lokal (yang juga digunakan sebagai bahan pangan lokal) dengan tanaman sayur konvensional dan buah-buahan.

Bank Benih IDEP:

Bank Benih IDEP mendistribusikan benihnya ke jaringan pertanian organik, dengan dibantu oleh 36 petani benih di Bali, mereka telah mengkontribusikan lebih dari 20 jenis sayuran dan herbal lokal kembali ke ‘sistem bank’ IDEP – dimana benih  yang berkualitas baik akan dikemas dan dijual di toko-toko yang bekerjasama dengan IDEP ataupun dibagikan kepada petani lokal yang berada di daerah pedalaman di Indonesia.

Sebagai salah satu bank benih yang terintegrasi di Bali dan Flores Timur – yang disokong oleh model kewirausahaan sosial untuk menunjang kemandirian usaha guna mendukung para petanih benih lokal yang mau bekerja sama, Bank Benih IDEP juga berkeinginan untuk menjadi salah satu tempat pelestarian utama bagi benih lokal yang ada di Bali.

Lihat Katalog Benih Yang Kami Jual Bulan Ini Di Sini 

Fakta Kilat:

• Misi utama dari IDEP perihal ketahanan pangan di masa yang akan datang adalah untuk mencanangkan “pelestarian benih dan pertanian yang berkelanjutan” yang bersih, hijau, serta melibatkan masyarakat secara keseluruhan untuk mengurangi angka kemiskinan di Bali dan Indonesia.
• Total benih yang diproduksi oleh IDEP per tahun 2015 = 26 kg/ yang tumbuh menjadi 800.000+ tanaman pangan.
• Yayasan IDEP memiliki dua bank benih di Indonesia, yang utama ada di Bali, lalu di Flores Timur dikelola oleh yayasan mitra pengembangan masyarakat lokal - YPPS