Gianyar (27 Feb, 2017) – Demonstrasi sistem resapan air untuk aquifer yang dibuat dalam program Penyelamatan Air Tanah Bali (BWP) di Yayasan IDEP Selaras Alam yang fokus untuk memberikan solusi terhadap krisis air – dengan menunjukan bagimana proses sumur resapan bekerja, telah sukses diresmikan.
Di hari Senin yang cerah itu, para tamu undangan dari pihak donatur program dan media masa berkumpul di kantor IDEP, Desa Kemenuh, Gianyar – untuk menyaksikan bagaimana secara saintifik teknologi hidro sederhana ini dapat mengisi kembali akuifer Bali yang mulai kering.
Demonstrasi sumur resapan untuk akuifer yang ada di kantor IDEP di Kemenuh, Bali
Sebagai kegiatan pembuka pada peluncuran sistem sumur resapan BWP, IDEP mengajak para tamu undangan dan media untuk mengikuti tur berkeliling kebun percontohan permakultur sembari berbagi cerita betapa pentingnya air (yang bersih) bagi kesehatan hasil bumi dan ketahanan pangan secara keseluruhan. Secara garis besar, IDEP mengajak para petani lokal untuk belajar bersama tentang permakulutur, dan bagaimana bercocok tanam buah dan sayur yang bebas kimia, serta kedaulatan benih yang tergabung dalam pengembangan jejaring produsen benih lokal organik.
Setelahnya, para undangan diajak untuk menyimak presentasi tentang program Penyelamatan Air Tanah Bali yang disampaikan oleh Direktur IDEP, Ade Andreawan, yang membagikan kekhawatirannya terhadap masa depan ketersediaan air bersih di Bali dan betapa pentingnya untuk bertindak segera:
“Banyak netizen yang berkomentar di Facebook bahwa mereka tidak memiliki air di rumahnya, namun tetap saja mereka tidak mau berbuat apapun,” ujar Ade. “Facebook tidak dapat menyelesaikan masalah dan air adalah urusan penting semua umat, baik untuk bisnis, kehidupan sehari-hari, serta tumbuhan. Tidak ada air, tidak ada Bali.”
“Tidak ada air, tidak ada Bali” – Direktur Eksekutif IDEP, Ade Andreawan
Para pendukung BWP yang hadir - yang berasal dari bisnis lokal seperti Buffalo Tours, Waterbom Bali, dan Eco-Mantra, bergabung bersama Fivelements merayakan lahirnya sumur resapan percontohan IDEP serta berdiskusi bersama membahas sumur resapan sebagai solusi. Pada hari itu dapat disimpulkan bahwa seharusnya inisiatif seperti ini agar muncul lebih banyak untuk para pelaku bisnis yang memiliki pemikiran serupa untuk saling bersanding dan berbagi harapan-harapan mereka agar Bali memiliki sistem pengelolaan air yang berkelanjutan.
“Solusi-solusi untuk masalah ini (krisis air) ada di mana-mana, salah satunya adalah sumur resapan, maka kita seharusnya lebih sadar terhadap hal tersebut,” ungkap Gove DePuy, Direktur Keberlanjutan Fivelements Wellness Resort, yang secara darmawan mendanai pembangunan percontohan sumur resapan. “Kita perlu banyak orang membicarakan soal penggunaan iar yang berkelanjutan”
Faktanya bahwa air di Bali justru memiliki nilai penghargaan yang kecil, yang juga menjadi kekhawatiran Direktur Teknik dan Keberlanjutan Grup Hotel Alila, Piet Van Zyl: “Air terlalu murah, dan itu adalah masalah yang besar. Tetapi kita menunggu pemerintah untuk bertindak. Lantas siapa yang menggunakan air? Kita semua dan apabila kita tidak melakukannya secara pribadi, apa yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan menjadi soal”.
Ahli Air IDEP, Gede Sughiarta: Perjalanan air dari langit menuju akuifer hasil resapan
Spesialis Air Tanah IDEP, Gede Sughiarta , dalam rangkaian acara memberikan penjelasan dan contoh secara langsung tentang bagaimana sistem sumur resapan bekerja, dengan mendemonstrasikan bagaiman aliran air yang berasal dari air hujan tertampung di atap kantor IDEP, lalu tersaring dalam sistem filter alami langsung ke dalam sumur resapan.
Menggambarkan bagaimana perjalanan air hujan, Gove DePuy dari Fivelements secara simbolis menuangkan ember yang berisikan air langsung ke kolom penyaringan alami, sembari disaksikan oleh para tamu undangan melihat bagaimana air mengalir langsung menuju ke akuifer melalui sumur resapan.
Gove DePuy, Fivelements, menuangkan air ‘peresmian’ menuju sistem akuifer
Perkembangan teranyar dari kantor IDEP sendiri adalah adanya percontohan sumur resapan yang mendukung tim di dalamnya untuk mengedukasi khalayak ramai dan juga calon-calon pendukung tentang bagiamana pentingnya sumur resapan, serta kajian visual tentang capaian riset sudah dikembangkan oleh mitra teknis program BWP, yaitu Politeknik Negeri Bali (PNB).
Perjalanan untuk menyelamatkan air tanah Bali masih sangat panjang, namun pada momen perayaan kali ini, adalah merupakan batu pijakan yang sahih untuk masa depan yang baik bagi program Penyelamatan Air Tanah Bali, dan berkat Fivelements serta para pendukung dermawan (dan yang akan mendukung) – mari kita pastikan ketersediaan air bersih dari tanah untuk provinsi Bali secara menyeluruh!
Berikan bantuan yang akan merubah hidup. 100% mendanai proyek amal.
|