Belajar Permakultur Di Antara Kabut – Program Kedaulatan Benih & Energi Berkelanjutan di Pedawa

Tentu pemandangan seperti itu sudah tidak asing lagi bagi yang sudah pernah berkunjung ke wilayah Bedugul, Danau Tamblingan, ataupun yang melintas dari Denpasar menuju Munduk – kabut, udara dingin dan basah, serta hamparan hijau kebun sayur dan pepohonan cengkeh. Di tengah suasan yang sejuk tersebut, sepuluh orang petani kelompok masyarakat Desa Pedawa, dengan semangat yang membara belajar permakultur, dengan fokus pelestarian kedaulatan benih dan aplikasi energi berkelanjutan.

Tengah hari yang berembun, cuaca sendu, serta udara yang dingin khas wilayah Asah Gobleg menjadi suasana yang cocok untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Desa Pedawa, Kec. Banjar, Kab. Buleleng dengan belajar permakultur bersama.

Petani belajar tentang prinsip-prinsip dan teknik permakultur bersama-sama

Kesepuluh petani yang terpilih sebagai penerima manfaat dalam program ”Seed Saving & Sustainable Energy in North Bali” ini dengan tekun mendedikasikan waktu-nya untuk belajar dan menambah wawasan tentang permakultur, membangun kebun rumah tangga yang berkeberlanjutan, kedaulatan benih, serta pengembangan energi yang berkelanjutan – biogas dari fermentasi kotoran sapi untuk membantu produktivitas keluarga.

Pengembangan konsep permakultur sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kapasitas kelompok masyarakat penerima manfaat – dimana rata-rata berprofesi sebagai buruh tani cengkeh dan buruh bangunan dengan penghasilan Rp. 400.000 per bulan. Agar dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki untuk dapat berdaya pangan, dan penghasilan alternatif yang berkeberlanjutan secara mandiri.

Para penerima manfaat ini belajar tentang bagaimana siklus kehidupan yang seimbang dengan alam dapat diterapkan dalam kehidupan mereka juga, dengan memanfaatkan kearifan lokal yang ada, obeservasi alam, belajar membuat kompos, penanggulangan hama yang terpadu, pengolahan paska panen, serta kedaulatan benih. Disamping itu, penerima manfaat yang juga menerima bantuan pengembangan sistem biogas ke dalam rumah mereka, belajar tentang siklus energi yang berkelanjutan – dari kotoran sapi, menjadi energi untuk memasak, dan ampasnya (sluri) dijadikan bahan kompos.

Disamping itu, di antara sepuluh penerima manfaat, lima diantaranya juga mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas pertukangan membangun reaktor biogas. Saat ini banyak sekali masyarakat di sekitar kawasan Desa Pedawa menjadi tertarik membangun reaktor biogas kotoran sapi di rumah mereka karena sudah melihat hasil yang baik dari para penerima manfaat ini sendiri.

Ini merupakan kali ke-4 Yayasan IDEP Selaras Alam bekerjasama dengan The Boeing Company dalam inisiatif tersebut – dengan mengedepankan konsep yang berkelanjutan, saat ini sudah ada kurang lebih 26 petani dampingan yang secara berlanjut menghasilkan benih organik lokal dan beberapa sudah memiliki akses terhadap energi yang berkelanjutan.

Dengan marakanya permasalahan penggunaan bahan tani kimia secara berlebihan pada perkebunan di sekitar Danau Tamblingan yang mengakibatkan polusi air, pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh IDEP dengan pendekatan permakultur juga bertujuan agar masyarakat mendapatkan penghasilan alternatif, juga memiliki upaya untuk melestarikan  & melindungi lingkungan.

Disamping itu, program ini menjadi krusial untuk mengarus utamakan kembali kegiatan penyimpanan benih lokal untuk melindungi varietas tanaman pangan yang ada – mendukung petani untuk kembali menjadi kreatif dan berdaya secara mandiri. Energi alternatif yang berkelanjutan juga dapat menjadi salah satu gambaran yang baik bahwa alam memiliki kemampuan untuk dapat mendukung kehidupan kita, selama kita juga secara aktif mendukung kelestarian alam.

Untuk mengetahui lebih jauh atau memesan benih lokal IDEP silahkan hubungi: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Cek ketersediaan benih setiap bulannya di: daftar benih disini

Bergabung dengan kami di Facebook atau ikuti kami di instagram. Ayo dukung petani lokal dan mulai melestarikan tanaman lokal untuk menjaga habitat kita dengan baik!