Ketiadaan sanitasi yang sehat dan layak bagi penduduk di Kelurahan Kawangu dan Watumbaka, Sumba Timur, perlahan kini mulai teratasi. Sebab sebanyak 12 unit toilet yang dibangun Yayasan IDEP dengan dukungan PT HM Sampoerna, melalui program Collaborative Habitat Advancement Management Program (CHAMP), di kedua kelurahan itu pada akhirnya diresmikan dan diserah-terimakan tanggal 19 April lalu.
Bertempat di Kawangu, peresmian dan serah terima yang didahului upacara adat Marapu (kepercayaan lokal) itu dihadiri oleh seluruh warga dua kelurahan, tokoh adat, perwakilan pemerintah lokal, perwakilan PT HM Sampoerna dan jurnalis.
Ini seperti penantian panjang. Wajar saja karena di Kelurahan Kawangu dan Watumbaka, Sumba Timur, yang mayoritas penduduknya mengandalkan bertani dan beternak sebagai sumber penghasilan utama, akses terhadap sumber air bersih dan sanitasi yang sehat dan layak masih sangat terbatas. Selama bertahun-tahun, penduduk di kedua wilayah ini hanya mengandalkan air sungai terdekat, baik untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK) sehari-hari maupun untuk kebutuhan kebun dan ternak mereka. Masalahnya adalah air sungai tersebut sangat rentan tercemar berbagai polutan seperti sisa pestisida kimia, sampah rumah tangga dan kotoran hewan yang terbawa dari hulu.
Seperti halnya kondisi iklim di sebagian wilayah NTT, Sumba Timur secara umum merupakan wilayah yang kering. Musim penghujan di Sumba Timur hanya berlangsung kurang lebih empat bulan dalam setahun. Delapan bulan sisanya adalah musim kering. Kondisi kekeringan yang panjang inilah yang membuat mereka tidak punya pilihan lain selain menggunakan air sungai sebagai sumber air utama.
Untuk membantu penduduk Kawangu dan Watumbaka mengatasi kondisi itu, PT HM Sampoerna Tbk. dan Yayasan IDEP Selaras Alam (IDEP) bekerjasama untuk menjalankan Collaborative Habitat Advancement Management Program (CHAMP). Program ini dimaksudkan untuk menyediakan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang sehat dan layak bagi penduduk. Setelah sebelumnya menyediakan akses air bersih melalui pembangunan sumur bor dengan tenaga surya di beberapa titik di dua kelurahan tadi, program ini kemudian dilanjutkan dengan pembangunan fasilitas sanitasi berupa toilet yang terhubung dengan sumur bor. Selain lebih sehat, layak dan “alami”, toilet yang dibangun sejak Oktober 2017 itu dirancang menggunakan sistem Waste Water Garden (WWG) agar ramah lingkungan. Sebab dalam sistem WWG yang merupakan satu-satunya di Sumba itu, air limbah toilet yang sarat polutan akan terlebih dahulu disaring melalui sejumlah jenis tanaman yang ditanam di dalam toilet sebelum mencemari tanah dan lingkungan sekitar.
Seperti yang dituturkan perwakilan Camat setempat, program CHAMP ini sangat sinergis dengan program Pemerintah untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Melalui penyediaan fasilitas toilet seperti ini, lanjutnya, praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang selama ini sudah menjadi kebiasaan penduduk dapat dikurangi. Dengan begitu, masyarakat dapat hidup lebih sehat.
Berikan bantuan yang akan merubah hidup. 100% mendanai proyek amal.
|