Dorong Kesiapsiagaan Bencana di Banten, IDEP Lakukan Pelatihan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat

Sabtu malam, 22 Desember 2018, tsunami menghantam wilayah pesisir Banten dan Lampung. Dari data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) enam hari setelahnya, tsunami tersebut menyebabkan 426 warga meninggal dunia, 7.202 luka-luka, 23 belum ditemukan dan 40.386 mengungsi di sejumlah titik pengungsian.

Kabupaten Pandeglang, Banten, merupakan salah satu wilayah terdampak paling parah. Parahnya, beberapa desa di sana terisolasi karena akses jalan yang terputus akibat tsunami. Bantuan baru bisa masuk setelah beberapa hari. Selama itu, warga yang kebanyakan mengungsi di pondok-pondok di area persawahan terpaksa bertahan hidup dengan bekal seadanya.

Area pemukiman di Pandeglang yang rusak diterjang tsunami (Foto: Agoes Rudianto/The Diplomat) 

Sebagai upaya tanggap darurat, IDEP fokus untuk mendistribusikan sejumlah kebutuhan pokok dalam bentuk paket bantuan Ember Keluarga bagi warga lima desa yang sempat terisolasi tersebut. Kelimanya adalah Ujung Jaya, Taman Jaya, Tunggal Jaya, Cigorondong dan Sumber Jaya. Paket bantuan untuk dua minggu ini berisi makanan dan minuman sehat, perlengkapan shelter, peralatan dapur, obat-obatan, perlengkapan sanitasi dan media edukasi terkait kebencanaan yang dikemas secara praktis dalam sebuah ember. 

Ibu-ibu di Desa Taman Jaya, Pandeglang, setelah menerima paket bantuan Ember Keluarga (Foto: Ida Bagus Wahyu Permana)  

Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana

Belajar dari pengalaman para pengungsi yang sempat terisolasi tadi, pada 13 Maret 2019 lalu IDEP bekerjasama dengan Komunitas Cibaliung Sababatur untuk menggelar Pelatihan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat bagi masyarakat terdampak tsunami di Pandeglang. Pelatihan yang berlokasi di Gedung Olah Raga Kecamatan Cibaliung ini diikuti 50 orang perwakilan dari lima desa yang meliputi Ujung Jaya, Taman Jaya, Cogorondong, Kertamukti dan Sukajadi. 

 Tim Tanggap Darurat IDEP menyajikan materi tentang Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (Foto: Abina Haidar)  

Pelatihan ini dimaksudkan agar masyarakat di wilayah rawan bencana tersebut dapat membangun kesiapsiagaannya secara mandiri. Dengan cara itu, selanjutnya mereka mampu memetakan ancaman bencana yang mungkin terjadi di wilayah mereka, menilai potensi-potensi yang mereka miliki untuk menanggulangi bencana tersebut dan kemudian menyiapkan rencana-rencana penanggulangan manakala bencana datang. Agar semua itu dapat dilakukan secara maksimal, IDEP mendorong para partisipan untuk membentuk Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) di setiap masing-masing desa mereka.

Pelatihan ini difasilitasi Tim Tanggap Darurat Tsunami Banten dari IDEP dan perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten. Agar praktis, penyajian materi pelatihan dikemas dalam bentuk diskusi dan tugas kelompok.

 Fasilitator dari BPBD Banten, berbaju merah, sedang menyajikan materi tentang kebencanaan (Foto: Abina Haidar)  

Respon Masyarakat

Para partisipan secara umum merespon pelatihan ini dengan antusias. Khususnya terkait inisiatif pembentukan KMPB. Sebab dari pengakuan mereka, Banten secara umum belum memiliki kelompok penanggulangan bencana yang berbasis pada kemandirian masyarakat.

 Para partisipan bersama fasilitator dan penyelenggara (Foto: Abina Haidar)

“Terimakasih terhadap pelaksana kegiatan karena dengan pelatihan ini warga menjadi tahu apa itu bencana dan bagaimana cara penanggulangan bencana. Kami warga jadi tersadarkan tentang pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana yang akan terjadi dan hal-hal apa saja yang mesti dilakukan ketika bencana terjadi,” rangkum Adi AR, salah satu partisipan, ketika ditanya tentang manfaat apa yang mereka dapatkan dari pelatihan ini. (Ed)