Program Pertanian dan Perkebunan Berkelanjutan yang dikerjakan IDEP di tiga desa di Halmahera Timur, Maluku Utara, terus membuat terobosan. Tiga desa yang dimaksud meliputi Tutuling Jaya, Dodaga dan Tomares. Mayoritas tiga desa ini dihuni warga Tobelo Dalam (suku asli Halmahera) yang merupakan petani.
Para pengunjung mampir untuk membeli produk-produk yang dijual di Pasar Sehat di Pelabuhan Sofifi (Foto: Lois Karendaheng)
Setelah sebelumnya fokus pada pelatihan pengelolaan Kebun Pekarangan Keluarga (KPK) dan produk olahan sejak Juni 2018, program ini kemudian melanjutkan dukungannya pada tahun 2019 ini melalui penyelenggaran Pasar Sehat. Pasar Sehat merupakan ajang promosi sekaligus pemasaran yang digelar IDEP dalam kerjasama dengan para petani dari tiga desa tadi, Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF), dan Politeknik Padamara. Kegiatan ini bertujuan memberi ruang dan membuka akses bagi masyarakat penerima manfaat program IDEP untuk dapat mempromosikan dan memasarkan hasil panen dan produk olahan dari kebun yang mereka kelola secara organik dengan pendekatan permakultur.
Produk-produk dari petani dipamerkan lengkap dengan media informasi seperti spanduk di belakangnya (Foto: Lois Karendaheng)
Jika apa yang mereka jual semakin dikenal dan bahkan diminati, maka mereka punya kans yang semakin besar untuk memiliki mata pencaharian berkelanjutan guna menopang ekonomi rumah tangga. Sebelumnya, masyarakat tiga desa tadi sangat tergantung pada aktivitas berburu berburu, meramu, dan membuka kebun secara berpindah-pindah dalam kawasan hutan.
Cara hidup yang masih sangat bergantung pada hasil hutan ini pun kemudian menempatkan mereka dalam masalah dengan Taman Nasional Aketajawe-Lolobata (TNAL). Perbedaan persepsi menjadi pemicunya. Menurut mereka, wilayah hutan yang mereka garap merupakan warisan dari para pendahulunya sejak turun-temurun. Namun di sisi TNAL, berdasarkan Peta Zonasi yang dikeluarkan TNAL, sejumlah wilayah ketiga tersebut berada dalam Zona Penyangga TNAL. Tutuling Jaya dan Dodaga berada di kawasan Lolobata, sedangkan Tomares di kawasan Aketajawe. Sehingga, ketika lahan yang digarap dianggap masuk dalam kawasan hutan lindung, masyarakat kerap kali harus berhadap-hadapan dengan para petugas penjaga hutan di kawasan TNAL.
Minyak kelapa murni (VCO) hasil olahan masyarakat tiga desa (Foto: Lois Karendaheng)
Menjual hasil kebun dan produk olahan merupakan hal baru bagi mereka. Pasalnya, sebelum ini dilakukan, pasar di wilayah mereka lebih banyak didominasi para pedagang yang merupakan warga transmigran.
Bumbu halus dalam kemasan buatan masyarakat tiga desa (Foto: Lois Karendaheng)
Agar dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, Pasar Sehat ini digelar di dua tempat strategis. Yang pertama di Pelabuhan Sofifi pada 26 Juni. Yang kedua di Warung Smorgan, Tobelo, pada 28 Juni. Di sana, para petani dari tiga desa tadi turun langsung menjajakan berbagai hasil panen seperti sayuran segar dan bumbu. Ada juga beragam produk olahan yang sudah mereka kemas seperti keripik sayur, bumbu halus, dan minyak kelapa murni (VCO). Produk-produk olahan yang dikemas itu merupakan salah satu hasil pelatihan yang IDEP fasilitasi pada akhir tahun 2018.
Petugas Pelabuhan Sofifi sedang mampir karena penasaran dengan produk-produk yang ditampilkan (Foto: Lois Karendaheng)
Pelabuhan Sofifi, yang terletak di pesisir Sofifi, dipilih karena merupakan salah satu titik paling ramai di ibukota Provinsi Maluku Utara itu. Pasalnya, kapal cepat (speed boat) merupakan moda transportasi utama di kawasan yang terdiri dari banyak gugusan pulau itu. Target pasarnya adalah para penumpang kapal dan masyarakat sekitar pelabuhan.
Pasar Sehat di Warung Smorgan (Foto: Lois Karendaheng)
Sedangkan di Warung Smorgan, yang terletak di ibukota Kabupaten Halmahera Utara, target pasarnya adalah para pengunjung warung yang selalu ramai itu. Sebelumnya, Smorgan juga telah menginisiasi pasar sayur organik secara rutin. Di situ, Pasar Sehat juga diikuti para petani mitra Politeknik Padamara dan Universitas Halmahera.
Hasil panen dari kebun masyarakat tiga desa (Foto: Lois Karendaheng)
Di Smorgan, selain menghelat Pasar Sehat, IDEP juga bekerjasama dengan sejumlah lembaga lain untuk menggelar berbagai acara yang dapat menarik minat masyarakat. Ada kelompok penyandang disabilitas di Tobelo yang memamerkan produk kerajinan laut seperti kulit kerang. Ada juga Wahana Visi Indonesia (WVI) yang menggelar Kelas Inspirasi untuk anak-anak. Tidak hanya itu, ada juga Burung Indonesia yang menggunakan kesempatan itu untuk berbagi informasi kepada para pengunjung tentang jenis-jenis satwa endemik yang ada di Maluku Utara dan pentingnya keterlibatan dalam upaya pelestariannya. Pihak Warung Smorgan pun tidak ketinggalan. Dalam kerjasama dengan IDEP, mereka menggelar lomba menanam di pelataran dan halaman belakang warung.
Kelas Inspirasi bersama anak-anak (Foto: Lois Karendaheng)
Respon masyarakat atas Pasar Sehat ini, baik yang diadakan di Sofifi maupun di Tobelo, sangat antusias. Itu tampak dari banyaknya pengunjung yang mampir dan membeli produk-produk para petani tadi. Selanjutnya, kegiatan ini akan dilakukan secara rutin setiap bulan. (Ed)
Berikan bantuan yang akan merubah hidup. 100% mendanai proyek amal.
|