Untuk mendukung pemulihan pascabencana di Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala), IDEP bersama mitra lokal YPAL Poso menggelar pelatihan Pengantar Permakultur di Palu. Pelatihan yang berlangsung pada 10 Juli 2019 lalu itu diikuti 20 orang perwakilan Organisasi Non-Pemerintah yang bekerja untuk pengembangan masyarakat di seputar wilayah Pasigala.
Para partisipan berasal dari organisasi yang berbeda-beda namun semuanya memiliki program pengembangan masyarakat di sejumlah wilayah Pasigala (Foto: Fadhil Abdullah)
Pada September 2018 lalu, sejumlah wilayah Pasigala diterjang gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi. Berdasarkan rilisan terbaru Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) pada bulan Maret 2019, 4.340 orang meninggal atau dinyatakan hilang akibat rangkaian bencana tersebut.
Pelatihan ini dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk mendukung masyarakat mitra para partisipan dalam masa pemulihan pascabencana ini. Permakultur, yang merupakan sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, dapat menjadi solusi alternatif yang ditawarkan partisipan bagi masyarakat mitranya untuk memenuhi kebutuhan mereka atas makanan sehat. Tidak hanya itu, surplus hasil panennya juga dapat dijual untuk menambah penghasilan bagi keluarga. Penerapan permakultur yang dimaksud itu dilakukan melalui pengembangan Kebun Pekarangan Keluarga (KPK). Dengan pendekatan permakultur, KPK ini nantinya akan dikelola dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia di sekitar tanpa sedikitpun menggunakan pupuk dan pestisida kimia yang mahal dan merusak lingkungan.
Pelatihan yang difasilitasi Sayu Komang dari IDEP ini diisi dengan pemaparan materi dan praktik permakultur dalam hubungannya dengan kegiatan produksi di tingkat desa secara umum. Selanjutnya, dengan metode permakultur, para partisipan diajak untuk belajar mengidentifikasi potensi sumber daya lokal di desa tempat mereka bekerja. Ini dimaksudkan untuk memudahkan pengembangan KPK nantinya. Untuk melengkapi itu semua, para partisipan dibekali juga dengan modul panduan permakultur yang bisa mereka gunakan ketika menerapkan permakultur bersama masyarakat mitranya.
Terima kasih kepada Caritas Austria dan Give2Asia yang telah mendukung upaya ini. (Ed)
Berikan bantuan yang akan merubah hidup. 100% mendanai proyek amal.
|