Sampai saat ini IDEP telah mendistribusikan 110 Family Bucket kepada orang tua tunggal di Bali. Dua belas diantaranya adalah ibu-ibu dari Tianyar, Karangasem. Dalam distribusi ini, IDEP dibantu oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) lokal East Bali Poverty Project untuk menyusuri keluarga-keluarga di pelosok Tianyar.
Pandemi COVID-19 membuat mereka harus memutar otak mencari berbagai cara agar esok makanan siap di meja makan keluarganya. Mereka harus berjuang dan mengambil peran ganda untuk merawat anak-anaknya—menjadi seorang ibu sekaligus ayah, meskipun penghasilan tidak seperti sebelumnya.
Tim memberikan informasi tentang Family Bucket kepada penerima manfaat, Senin 2 Agustus 2021 (Photo: Gusti Diah)
Distribusi Family Bucket hingga ke lokasi-lokasi terpencil dibantu oleh East Bali Poverty Project (Photo: Gusti Diah)
Nadisari adalah salah satu penerima Family Bucket yang telah kehilangan pekerjaannya akibat COVID-19. Dua tahun lalu Nadisari dan suami masih bisa menghidupi keluarganya, menyekolahkan keempat anaknya. Namun tak berselang lama, suami meninggal dunia akibat kanker. “Habis operasi, langsung drop, hanya bertahan delapan bulan. Kami sudah mengusahakan yang terbaik,” ungkap Nadisari yang diam sejenak dengan tatapan kosong.
Distribusi Family Bucket kepada keluarga Nadisarisari (Photo: Gusti Diah)
Setelah meninggalnya suami, Nadisari bekerja semakin keras, ia mengadu nasib di Ibu Kota menjadi pegawai spa. Meskipun tidak ringan, Nadisari masih bisa menyekolahkan dan menghidupi keempat anaknya. Namun tantangan berat lagi-lagi muncul. Perempuan berusia 38 tahun ini terpaksa dirumahkan akibat tempat kerjanya dulu tidak bisa menggajinya lagi. Sektor pariwisata runtuh dan Nadisari kembali pulang.
Keempat anak Nadisarisari yang masih bersekolah (Photo: Gusti Diah)
Di kampung halamannya, Tianyar, Nadisari hanya bekerja serabutan, tidak ada yang pasti dari semua itu. Di tengah ketidakpastian ini, Nadisari masih sanggup menyekolahkan anak-anaknya, masing-masing ada yang sudah SMA, SD, dan baru masuk TK tahun ini. Terkadang bantuan memang datang dari kerabat-kerabatnya. “Kerjaan tetap belum ada disini, kadang ada bantuan datang dari teman-teman,” tutur Nadisari.
Tentu jika semua kembali normal, Nadisari sangat ingin kembali bekerja seperti sedia kala. Akan tetapi ibu tunggal ini menyadari tidak bisa selalu menunggu. Ia berharap dapat membangun usaha kecil-kecilan, sehingga bisa merawat anak-anaknya yang bersekolah.
Usaha kecil-kecilan tengah dijalankan Nyoman Cukup sebelum pandemi COVID-19 melanda. Meskipun ditinggalkan suami karena kanker liver pada 2019 silam, Nyoman masih bisa menghidupi anak-anaknya seorang diri. Ibu tiga anak ini menghabiskan hari-harinya berjualan di warung. Namun pandemi berdampak pada sebagian besar sektor, sehingga pelanggan Nyoman tak sebanyak sebelumnya.
Nyoman Cukup bersama kedua anaknya yang masih bersekolah (Photo: Gusti Diah)
Penghasilan menurun dan biaya hidup semakin meningkat, terlebih anak pertamanya juga terpaksa dirumahkan. “Baru tamat SMK, dia langsung kerja di Denpasar, tapi setahun kerja sudah berhenti karena corona,” kata Nyoman Cukup yang ditemani kedua anaknya.
Nyoman memiliki tiga anak yang dua diantaranya masih bersekolah. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Nyoman terpaksa mengambil pekerjaan lain di luar mengurus warung. Diselah-selah waktunya, Nyoman melayani pemesanan ketupat yang datang tidak menentu.
Penghasilan dari warung dan kerja sampingan sedikit membantu perempuan berusia 46 tahun ini memenuhi kebutuhan keluarganya. Anak pertamanya pun berusaha mencari pekerjaan, meskipun serabutan.
Dalam Family Bucket juga terdapat benih organik tanaman pangan (Photo: Gusti Diah)
Adanya bantuan family bucket, memberikan kesempatan Nadisari dan Nyoman untuk menabung. Setidaknya satu bulan kedepan mereka tidak perlu memikirkan “mau makan apa besok”. Nadisari bisa mengumpulkan modal untuk berusaha, Nyoman bisa menabung untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya.
Distribusi Family Bucket ke beberapa keluarga lainnya (Photo: Sukadana)
Selain Nadisari dan Nyoman, ada banyak orang tua tunggal yang masih berjuang memenuhi kebutuhan keluarganya di tengah pandemi yang tidak berkesudahan. Maka dari itu, IDEP secara konsisten mendistribusikan Family Bucket kepada ibu-ibu yang dengan tangguhnya mengambil peran ganda sebagai ibu sekaligus ayah. Penyaluran bantuan ini masih akan berlanjut karena rasa peduli dan gotong royong masyarakat yang terus bertumbuh. (Gd)
Berikan bantuan yang akan merubah hidup. 100% mendanai proyek amal.
|