Pada Bulan July 2021 hingga pertengahan September lalu, kami kedatangan dua mahasiswa magang yang dikoordinasikan oleh ACICIS. Kedua mahasiswa tersebut adalah Jackie dan Inga yang berasal dari Australia. Biasanya, magang dengan ACICIS dilakukan secara offline atau langsung di kantor, namun dikarenakan situasi pandemic, yang tidak memungkinkan peserta datang ke Bali maka magang kali ini dilakukan secara virtual.
Berdiskusi secara virtual bersama relawan ACICIS (Photo by IDEP)
Masing-masing peserta magang di tempatkan ke dalam dua divisi terpisah di IDEP. Jackie berkontribusi dalam program pengurangan risiko bencana dengan melakukan riset terkait bencana likuifaksi di Indonesia. Sedangkan Inga berkontribusi dalam kerja-kerja divisi pengembangan sumber daya, diantaranya seperti dukungan dalam penyusunan newsletter, masukan dan proofreading dalam pameran virtual yang diadakan untuk program penguatan kapasitas petani tembaku, dan pengumpulan data untuk riset-riset akademis yang terkait dengan kerja-kerja IDEP.
Selama kurang lebih Dua bulan, Jackie dan Inga mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh IDEP secara virtual dan melakukan koordinasi bersama dengan mentor masing-masing. Sebagai salah satu bentuk sharing knowledge dengan IDEP, mereka diminta untuk mempresentasikan apa yang mereka dapatkan selama mengikuti program magang bersama dengan IDEP.
Inga menyebutkan bahwa dengan program magang tersebut, dia merasakan dampak pandemic terhadap kerja-kerja LSM di masyarakat. Salah satunya dengan adanya pengalihan pameran yang direncakan diadakan secara langsung/ offline menjadi online. Selain itu dari sisi pendanaan yang dilakukan, Inga juga merasakan bahwa terdapat perubahan arus
Sedangkan Jackie, dalam presentasinya terkait likuifaksi menyampaikan tentang keterbatasan riset terkait likuifaksi di Indonesia meskipun secara geografis, Indonesia berada di wilayah yang rawan. Hal ini berbeda dengan Jepang dan Selandia Baru yang memiliki banyak referensi serta studi yang dilkaukan untuk meningkatkan mitigasi terhadap pengurangan risiko bencana khususnya berkaitan dengan likuifaksi.
Dalam presentasinya, Jackie juga menekankan pentingnya melakukan pengumpulan data yang terbuka, sehingga masyarakat umum di Indonesia dapat mengakses pengetahuan terkait wilayah rawan bencana di sekitar tempat tinggalnya. Untuk itu Jackie menyarankan perlunya ada suatu studi yang terintegrasi tidak hanya dari sisi akademis tetapi juga pemerintah dan swasta dikarenakan seringkali kapasitas untuk melakukan penilaian geologis terhadap risiko bencana dimiliki oleh swasta.
Inga di kebun IDEP [secara virtual] (Foto by Inga)
Dari berbagi pengetahuan tersebut dapat disimpulkan bahwa baik Inga dan Jackie mendapatkan pengalaman dan juga pengetahuan yang nantinya dapat bermanfaat bagi studi nya masing-masing. Diantaranya mereka memahami terkait bagaimana bekerja secara independen serta melakukan inisiatif untuk mengeksplorasi suatu isu secara mendalam. Mereka juga mengharapkan semoga kondisi pandemic di Bali segera pulih, sehingga mereka bisa mengunjungi kantor IDEP secara langsung.(Fhn)
Berikan bantuan yang akan merubah hidup. 100% mendanai proyek amal.
|